Adventorial
Pahit Getir Manis Panas Dingin Perjalanan Seorang Seorang Pewarta Dikota Kedri
![]() |
Banaji saat liputan di kota kediri |
Kediri - Onairfm -Suka duka perjalanan wartawan dikota kediri yang masih kurang dari keberuntungan,diantaranya seorang wartawan senior yang selalu berjuang tak mengenal lelah walau usianya sudah tidak muda lagi
![]() |
banaji bersama sahabat jurnalis |
Banaji (52), salah satu wartawan online dikota kediri ini, tak pernah surut dalam bekerja, meski honor kadang tak cukup buat kebutuhan, Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap publik, ia selalu rajin mengirimkan laporannya ke kantor nya
Biasanya, ketika selesai melakukan wawancara dengan narasumber, ia bergerak menuju warung kopi dan bercanda dengan sesama wartawan di kota kediri,warung langganan yang memberikan layanan wifi gratis, banaji bersama jurnalis lainya akan menyelesaikan kerja-kerja jurnalistik mereka, karena mereka tidak dibekali dengan modem wifi, seperti kebanyakan wartawan media-media besar lainnya.
Dengan pendapatan tak tetap, banaji harus pintar-pintar berhemat dan cerdas dalam melakukan peliputan. Pasalnya, ia dibayar jika beritanya dimuat. Sementara jika tidak, ia tidak mendapat bayaran, meskipun sudah mengeluarkan biaya untuk transport atau pulsa telepon waktu liputan.
![]() |
banaji bersama sahabat media radio |
Begitulah kehidupan banaji juga wartawan lainya, Walau keadilan belum berpihak, ia tetap setia pada profesinya. Bagaimana kalau sudah berkeluarga, sementara pekerjaan ini belum memberi jaminan secara finansial dan sosial untuknya,
Hanya saja, jika diperbolehkan, ia ingin berbangga di hadapan anak-anaknya. Bangga menjadi jurnalis yang jujur dan independen. Jurnalis yang tak bisa disetir oleh kepentingan apapun, bahkan pemilik modal. Ia bangga menjadi jurnalis yang selalu teriak paling keras soal “tolak amplop”. Sehingga, disetiap kesempatan.
saat ngobrol santai dengan media online di kota pare kediri radioonairfmpare.com banaji bercerita,Baginya bekerja dengan hati riang dan gembira menjadi obat yang manjur. Apa jadinya, ketika terima amplop, tapi setelah itu, hati kita deg-deg-an. Takut, kalau-kalau bocor dan kantor mengetahuinya. Tentunya hidup jadi tidak nyaman. Karena itu lah ia memilih jalan sunyi. Menjadi jurnalis yang tidak kaya, namun tenang hatinya.
“Gak apa-apa saya hidup sederhana, asal anak-anak saya bangga, bahwa mereka masih punya bapak yang berlaku jujur dan tidak menggadaikan harga dirinya demi sekeping rupiah. Karena tentu saja, perjuangan ini adalah perjuangan nilai. Nilai yang akan diingat oleh anak-anakku nanti”, pungkas sang fenominal jurnalis itu, ketika kami bertemu di sebuah rumah makan tak jauh dari kontrakannya,"tuturnya
Reporter : kallo
Reporter : kallo
Via
Adventorial
Post a Comment