Peristiwa
Tragis! Depresi Warga Pagu Mengakhiri Hidupnya Dengan Gantung Diri
Kediri, Onairfm- Ali Rohmatul As'at (39) Warga Desa Tengger Kidul Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kejadian tersebut pertamakali diketahui oleh anaknya DF (12), pada hari Jumat (4/10/2019) sekitar pukul 04.30 WIB.
"Korban dan saksi anaknya pada malam hari tidur bersama, saat saksi terbangun ayahnya sudah tidak ada disampingnya, kemudian saksi mencarinya dan mengetahui korban sudah dalam posisi menggantung di tiang rumahnya dan sudah tak bernyawa," jelas Kapolsek Pagi AKP Ismu Kamdaris melalui Kasi Humas Polsek Pagu Bripka Erwan Subagyo.
Mengetahui ayahnya meninggal dunia, saksi langsung memberitahu ibunya yang berada dirumah orang tuanya.
Semenjak sang istri diduga berselingkuh kehidupan rumah tanggganya tidak tenang. Mereka sering bertengkar dan cekcok. Sehingga keduanya berpisah rumah.
Mendapatkan kabar tersebut, istri korban langsung datang ke rumah korban. Warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkan peristiwa tersebut ke perangkat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian.
“Mendapatkan laporan dari warga tentang adanya kejadian bunuh diri, perugas langsung menuju ke lokasi kejadian, bersama tim Inafis Polres Pare serta dokter Puskesmas Pagu, guna melakukan olah TKP serta pemeriksaan terhadap korban,” jelas Kasi Humas.
Lebih lanjut Bripka Erwan mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap tubuh korban tidak ditemukan adanya luka bekas tanda-tanda penganiayaan, korban murni meninggal dunia karena bunuh diri.
Berdasakan keterangan dari beberapa saksi. Korban nekad melakukan gantung diri diduga karena mengalami depresi. Karena sebelum kejadian gantung diri, korban dan istrinya sering bertengkar. Hal tersebut dipicu, karena sang istri diketahui telah berselingkuh. Dan permasalahan tersebut sudah pernah diselesaikan di kantor desa, namun sang iatri tetap kembali berselingkuh.
“Korban nekad melakukan gantung diri diduga karena mengalami depresi. Sedangkan dugaan penyebabnya yakni karena istri korban selingkuh. Semenjak ada permasalahan itu korban menjadi pendiam dan sering murung,” jelasnya.
Atas kesepakatan keluarga korban telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Dan keluarga korban tidak bersedia dilakukan otopsi terhadap korban dan keluarga korban bersedia membuat surat pernyataan.
Reporter : dwi.s
Editor : kallo
Kejadian tersebut pertamakali diketahui oleh anaknya DF (12), pada hari Jumat (4/10/2019) sekitar pukul 04.30 WIB.
"Korban dan saksi anaknya pada malam hari tidur bersama, saat saksi terbangun ayahnya sudah tidak ada disampingnya, kemudian saksi mencarinya dan mengetahui korban sudah dalam posisi menggantung di tiang rumahnya dan sudah tak bernyawa," jelas Kapolsek Pagi AKP Ismu Kamdaris melalui Kasi Humas Polsek Pagu Bripka Erwan Subagyo.
Mengetahui ayahnya meninggal dunia, saksi langsung memberitahu ibunya yang berada dirumah orang tuanya.
Semenjak sang istri diduga berselingkuh kehidupan rumah tanggganya tidak tenang. Mereka sering bertengkar dan cekcok. Sehingga keduanya berpisah rumah.
Mendapatkan kabar tersebut, istri korban langsung datang ke rumah korban. Warga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkan peristiwa tersebut ke perangkat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian.
“Mendapatkan laporan dari warga tentang adanya kejadian bunuh diri, perugas langsung menuju ke lokasi kejadian, bersama tim Inafis Polres Pare serta dokter Puskesmas Pagu, guna melakukan olah TKP serta pemeriksaan terhadap korban,” jelas Kasi Humas.
Lebih lanjut Bripka Erwan mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap tubuh korban tidak ditemukan adanya luka bekas tanda-tanda penganiayaan, korban murni meninggal dunia karena bunuh diri.
Berdasakan keterangan dari beberapa saksi. Korban nekad melakukan gantung diri diduga karena mengalami depresi. Karena sebelum kejadian gantung diri, korban dan istrinya sering bertengkar. Hal tersebut dipicu, karena sang istri diketahui telah berselingkuh. Dan permasalahan tersebut sudah pernah diselesaikan di kantor desa, namun sang iatri tetap kembali berselingkuh.
“Korban nekad melakukan gantung diri diduga karena mengalami depresi. Sedangkan dugaan penyebabnya yakni karena istri korban selingkuh. Semenjak ada permasalahan itu korban menjadi pendiam dan sering murung,” jelasnya.
Atas kesepakatan keluarga korban telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Dan keluarga korban tidak bersedia dilakukan otopsi terhadap korban dan keluarga korban bersedia membuat surat pernyataan.
Reporter : dwi.s
Editor : kallo
Via
Peristiwa
Post a Comment