Peristiwa
*Dalam orasinya para pekerja sor terop menuntut agar pemkab segera memberikan ijin kepada mereka, walaupun dengan protokol kesehatan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi disetiap acaranya.*
Kediri, Radio On Air Fm.
Setelah tidak ada tanggapan positif dari pemerintah dan wakil rakyat, akhirnya puluhan pekerja yang mengatasnamakan sebagai Aliansi pekerja bawah terop / sor terop (bawah tenda) mendatangi kantor Pemkab Kabupaten Kediri Di Jl. Soekarno Hatta, Kamis (30/7).
Dalam orasinya para pekerja sor terop menuntut agar pemkab segera memberikan ijin kepada mereka, walaupun dengan protokol kesehatan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi disetiap acaranya.
Ridwan korlap aksi aliansi pekerja sor terop pada radio on air fm mengatakan, bahwa genap empat bulan, tepatnya sejak pertengahan Maret lalu, semua job mereka harus dibatalkan. Karena semua kegiatan penghimpunan masa yang bisa memicu kerumunan tidak diizinkan digelar. Sehingga kendati persiapan sudah tertata rapi, terpaksa event pun batal total.
"Kami tidak iri bahwa diwilayah kab Kediri masih banyak cafe-cafe tetap aktifitas seperti hari hari biasa tanpa protokol kesehatan. Setahu saya seperti itu, dan saya juga yakin bahwa teman-teman dari kepolisian juga pada tahu. Namun demikian tidak ada tindakan sama sekali," keluhnya.
Masih menurut Ridwan, dampaknya sangat berat dirasakan. Para pekerja sor terob ini mulai dari jasa penyedia tenda, dekorasi, sound system, pembawa acara, dokumentasi, catering, souvenir, juga para musisi, dalang bersama pengrawit dan sinden, dan sebagainya. Praktis selama tiga bulan tidak memiliki penghasilan, dampak ekonomi pun sangat dirasakan. Apalagi seluruh anggota paguyuban menggantungkan hidupnya dari kegiatan tersebut.
Tak ayal hal tersebut membuat mereka mengajukan tuntutan terkait kebijakan yang diberlakukan, agar masyarakat diperbolehkan menggelar acara.
"Kami menuntut pemerintah agar segera menerbitkan aturan tentang hajatan, pernikahan serta kegiatan lain. Itu dilakukan agar kami bisa bekerja kembali," pintanya.
Diketahui, para pendemo dari asosiasi pekerja sor terop akhirnya ditemui oleh tim gugus tugas percepatan cobid 19 Pemkab Kediri, Slamet Turmudi, dr. Bambang serta dr. Akhmad Khotib.
"Kami akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan kawan kawan pekerja sor terop kepada Ibu Bupati. Karena kebijakan tentang kapan diperbolehkan di bukanya lagi menjadi keputusan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid Kab Kediri," ucap Slamet Turmudi Plt Kepala BPBD, usai menerima perwakilan unras.
Usai menyampaikan orasinya ratusan masa yang tergabung dalam asosiasi pekerja sor terop membubarkan diri dengan dikawal aparat kepolisian Polres Kediri.
(tim892)
Empat Bulan Tanpa Job, Pekerja Sor Terop Gruduk Pemkab Kediri
*Dalam orasinya para pekerja sor terop menuntut agar pemkab segera memberikan ijin kepada mereka, walaupun dengan protokol kesehatan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi disetiap acaranya.*
Kediri, Radio On Air Fm.
Setelah tidak ada tanggapan positif dari pemerintah dan wakil rakyat, akhirnya puluhan pekerja yang mengatasnamakan sebagai Aliansi pekerja bawah terop / sor terop (bawah tenda) mendatangi kantor Pemkab Kabupaten Kediri Di Jl. Soekarno Hatta, Kamis (30/7).
Dalam orasinya para pekerja sor terop menuntut agar pemkab segera memberikan ijin kepada mereka, walaupun dengan protokol kesehatan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi disetiap acaranya.
Ridwan korlap aksi aliansi pekerja sor terop pada radio on air fm mengatakan, bahwa genap empat bulan, tepatnya sejak pertengahan Maret lalu, semua job mereka harus dibatalkan. Karena semua kegiatan penghimpunan masa yang bisa memicu kerumunan tidak diizinkan digelar. Sehingga kendati persiapan sudah tertata rapi, terpaksa event pun batal total.
"Kami tidak iri bahwa diwilayah kab Kediri masih banyak cafe-cafe tetap aktifitas seperti hari hari biasa tanpa protokol kesehatan. Setahu saya seperti itu, dan saya juga yakin bahwa teman-teman dari kepolisian juga pada tahu. Namun demikian tidak ada tindakan sama sekali," keluhnya.
Masih menurut Ridwan, dampaknya sangat berat dirasakan. Para pekerja sor terob ini mulai dari jasa penyedia tenda, dekorasi, sound system, pembawa acara, dokumentasi, catering, souvenir, juga para musisi, dalang bersama pengrawit dan sinden, dan sebagainya. Praktis selama tiga bulan tidak memiliki penghasilan, dampak ekonomi pun sangat dirasakan. Apalagi seluruh anggota paguyuban menggantungkan hidupnya dari kegiatan tersebut.
Tak ayal hal tersebut membuat mereka mengajukan tuntutan terkait kebijakan yang diberlakukan, agar masyarakat diperbolehkan menggelar acara.
"Kami menuntut pemerintah agar segera menerbitkan aturan tentang hajatan, pernikahan serta kegiatan lain. Itu dilakukan agar kami bisa bekerja kembali," pintanya.
Diketahui, para pendemo dari asosiasi pekerja sor terop akhirnya ditemui oleh tim gugus tugas percepatan cobid 19 Pemkab Kediri, Slamet Turmudi, dr. Bambang serta dr. Akhmad Khotib.
"Kami akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan kawan kawan pekerja sor terop kepada Ibu Bupati. Karena kebijakan tentang kapan diperbolehkan di bukanya lagi menjadi keputusan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid Kab Kediri," ucap Slamet Turmudi Plt Kepala BPBD, usai menerima perwakilan unras.
Usai menyampaikan orasinya ratusan masa yang tergabung dalam asosiasi pekerja sor terop membubarkan diri dengan dikawal aparat kepolisian Polres Kediri.
(tim892)
Via
Peristiwa
Post a Comment