Indahnya Panorama Ragil Kuning Distinasi Wisata Desa Krenceng Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri
BIRO KEDIRI
BERITA RADIO ON AIR FM KEDIRI
Desa Krenceng adalah salah satu Desa yang menawarkan keindahan alam yang masih asri. Dianugerahi salah satu potensi alam yakni sumber mata air yang masih mengalir dan alami hingga sekarang.
Orang sini menyebutnya Sumber Krenceng yang kelak dijadikan satu paket wisata dengan sebutan Wisata Ragil Kuning Desa Krenceng.
Nama Ragil Kuning sendiri diambil dari orang yang pertama kali membabat Desa. Namanya mbah Ragil Kuning yang sekarang ada di punden tepatnya di sebelah barat berjarak 500 meter dari lokasi sumber.
Tentu dalam area sumber ini kamu bisa menemukan pepohonan jenis ficus ala hutan tropis yang tegak berdiri dan rindang.
Untuk sejarah, Sumber air Ragil Kuning di era kolonial Belanda digunakan untuk memasok air ke Rumah Sakit Perusahaan Perkebunan bernama Handelsvereeniging Amsterdam (HVA). Sumber ini telah memberi banyak kehidupan pada waktu itu.
Menariknya, aset peninggalan sejarah itu masih terjaga. Anda masih bisa melihatnya langsung. Beberapa alatnya, misalnya, pipa bawah tanah yang membentang sepanjangan sekitar 5 kilometer dari lokasi sumber menuju rumah sakit yang terletak di Desa Tulungrejo, Kota Pare, sejak tahun 1908.
Sampai sekarang pipanya masih ada, dan prasasti bertuliskan HVA 1908 bekas Belanda itu juga masih terlihat dengan jelas.
Sebelum disulap menjadi wisata andalan Desa Krenceng. Air dari Sumber tersebut selain untuk rumah sakit, juga ada dua perusahaan yang memasok air, sekarang namanya Indocorn dan Perusahaan pengembangan ulat sutra di wilayah Kepung. Namun sejak tahun 2004 air itu hanya dimanfaatkan untuk PDAM Pare hingga sekarang.
Hal menarik lainya, tempat bersejarah yang baru dikelola jadi wisata pada tahun 2019 itu sudah dibangunkan kolam renang dan pemancingan yang airnya langsung dari mata air. Jadi disini kemurnian air sangat terjaga dan tanpa bahan kimia.
Para pengunjung yang kesini juga tak jarang meminum langsung dari pipa. Bahkan bukti alam yang masih terjaga di wisata tersebut pada saat musim hujan sekitar mata air ditumbuhi jamur tiram alami yang diambil warga untuk lauk makan.
Untuk tiket masuk pengunjung hanya perlu membayar uang parkir saja. Sepeda motor Rp 3 ribu dan mobil Rp 7 ribu. Sedangkan untuk wahana seperti kolam renang, perahu anak, dan mainan mobil hanya Rp 5 ribu.
Meski dijadikan tempat wisata, sumber ini tak akan berubah. Kondisi lingkungan sekitar dijaga dan masih alami, pihak pengelola hanya memperbaiki jalan dan memanfaatkan yang ada.
Untuk menuju ke sumber Air Ragil Kuning Anda harus masuk sejauh kurang lebih 2 kilometer dan melewati area lahan tebu dari jalan umum yang menghubungkan Kediri-Malang.
Sslain sumber mata air, Desa Krenceng ini juga terkenal dengan buah durian lokalnya. Mayoritas semua penduduk di Desa Krenceng punya pohon buah raja tersebut. Tanaman lokal itu menjadi salah satu yang terenak bahkan di klaim tak kalah enak dari wilayah lain di Kabupaten Kediri.
Meski berada di dataran rendah, desa yang berada di kaki Gunung Kelud ini ribuan pohon durian lokal tumbuh subur.
Persebarannya juga sangat merata. Pohon-pohon durian bisa ditemui di enam dusun di desa tersebut. Kondisi itu berbeda dengan desa-desa tetangga yang jarang terdapat durian.
Kecuali Desa Gadungan, desa lain di sekitar Krenceng tidak memiliki pohon sebanyak Desa Krenceng. Kalaupun ada, biasanya jarang yang bisa berbuah.
Lebih dari 50 persen warga desa itu memiliki pohon durian. Sebagian ditanam di depan rumah masing-masing. Biasanya lebih dari satu pohon. Ada juga warga yang mempunyai kebun khusus durian.
Mayoritas durian yang ditanam warga adalah jenis lokal asli desa itu. Namun, ada juga jenis durian lain yang dibudidayakan warga, terutama varietas unggul. ”Ada montong, bajul, bokor, dan beberapa jenis lainnya,” urai Sumari sambil menunjukkan beberapa jenis durian yang tersebar di wilayahnya itu.
Soal kualitas, durian lokal Krenceng sudah diakui. Yang menjadi ciri khasnya adalah rasa pahit yang cukup kuat. Selain rasa manis nan legit. Bahkan, durian asal desa tersebut pernah masuk daftar durian lokal terbaik di Kabupaten Kediri dalam sebuah kontes durian yang diselenggarakan pemkab.
Sejarah durian di Krencang sangat panjang. Ada sejak zaman nenek moyang mereka. Karena itu, di desa tersebut, ditemui banyak pohon yang sudah berusia hampir seratus tahun.
Masa panen durian lokal di Krenceng juga berdekatan. Rata-rata lima bulan sekali. Puncaknya pada bulan Desember hingga Februari. Tak heran jika produksi durian di sini tergolong melimpah.
Sampai-sampai, jika buah itu tak laku, dahulu warga Krenceng mempunyai cara tersendiri untuk memanfaatkannya. Dulu, dibikin sayur. Seperti sayur lain, sayur dari durian juga dimakan bersama nasi dan lauk.
Sebagian warga menjual durian hasil panen mereka kepada para tengkulak yang datang. Selain itu, mereka menjual langsung kepada konsumen di rumah masing-masing. Ada pula yang ikut membantu untuk memasarkan durian milik para tetangga.
Salah satunya adalah Mbah War. Dia rutin menjual durian milik tetangganya. Aktivitas itu dilakukan di depan rumah. Pembeli dari luar desa sering datang ada pula yang dari luar Kabupaten Kediri.
Selain makanan buah asli, Desa Krenceng juga punya olahan makanan khas Kediri yakni olahan gethuk pisang. Di sini setidaknya ada empat rumah produksi gethuk pisang yang telah ada sejak 15 tahun silam.
Anda yang ingin belajar dan berwirausaha juga bisa. Desa Krenceng juga punya rumah produksi tas anyaman plastik. Motif dan ragamnya sangat banyak. Untuk pangsa pasarnya pun telah sampai ke luar Pulau Jawa.
Akses menuju Desa Krenceng
Dari Desa Krenceng Menuju ke :
🔹Stasiun Kediri 30 km (40 menit)
🔸Bandara Juanda 100 km (1,5 jam)
🔹Stasiun Jombang 31 km (42 menit)
🔸Kampung Inggris Pare 8 km (15 menit)
🔹Kota Wisata Batu 50 km (1 jam)
Destinasi
🔹Wisata Ragil Kuning
🔸Produksi Tas Anyaman Lokal
🔹Produksi Gethuk Pisang
🔸Durian Lokal Khas Desa Krenceng
REPORTER:AG892/kallo
Post a Comment