Dewi Kunjungi Pembudidaya Ikan Serta Janji Rombak Birokrasi Pelayanan Masyarakat
*Selain mengeluhkan harga ikan konsumsi yang murah, mereka juga meminta agar pembudi daya bisa langsung menjual ke pasar*
Kediri, Radio ON AIR FM
Calon Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, blusukan di wilayah Kecamatan Kras. Dewi harus menggantikan Dhito (Calon Bupati Kediri) yang ada urusan partai, sehingga tidak bisa melakukan blusukan, Kamis (26/11).
Desa Mojosari Kecamatan Kras, Desa pertama yang dikunjungi Dewi. Kehadiran Calon Wakil Bupati Dewi disambut dengan antusias oleh ibu-ibu dan remaja putri anggota Komunitas Senam Desa Mojosari.
Kemudian dilanjutkan menuju lokasi budi daya ikan hias dan ikan konsumsi milik Mahmud, warga setempat.
Mahmud, Ketua Kelompok Pembudi Daya Ikan Cupang Sari menjelaskan, bahwa sejak pandemi ini, permintaan ikan hias tetap stabil. Tapi untuk ikan konsumsi seperti lele, patin, dan gurame, harganya turun drastis.
Seperti harga ikan patin, sebelum pandemi harga per kilogram bisa mencapai Rp 18-20 ribu, kini tinggal Rp 13 ribu/kg, bahkan ada yang hanya Rp 10 ribu/kg.
"Kami hanya minta ke Ibu Dewi (Calon Wakil Bupati Kediri), bila nanti terpilih pada tanggal 9 Desember, untuk memperhatikan nasib pembudi daya ikan konsumsi maupun ikan hias. Mungkin bisa mempermudah syarat pinjam ke bank," kata Mahmud.
Menanggapi keluhan pembudi daya ikan ini, Cawabup Dewi berjanji akan lebih memperhatikan nasib pembudi daya ikan hias maupun ikan konsumsi.
"Selain mengeluhkan harga ikan konsumsi yang murah, mereka juga meminta agar pembudi daya bisa langsung menjual ke pasar, tidak harus melalui tengkulak," ucap Dewi.
Usai tatap muka dengan pembudidaya ikan desa Mojosari, Dewi bergeser ke Desa Butuh, masih di Kecamatan Kras, untuk mengadakan pertemuan dengan PAUD, TAPOS, TK, dan GTT se-Kecamatan Kras.
Hal senada juga, Dewi juga mendapat keluhan dari para guru. Pada intinya, para guru ingin kesejahteraannya ditingkatkan. Tak mau ketinggalan juga, komunitas sepeda Onthel dan Ibu Ibu Muslimat Desa Purwodadi juga disambanginya.
Disampaikan oleh Dewi, ada beberapa program bila dirinya dan Mas Dhito terpilih dan ditakdirkan menjadi bupati dan wakil bupati Kediri, yaitu pertama yang akan dilakukan adalah mengubah pola komunikasi. Menurutnya, bupati dan wakil bupati adalah pelayan masyarakat.
"Komitmen saya sama Mas Dhito adalah menjadi pelayan masyarakat, karenanya kami berdua akan membuka keran komunikasi seluas-luasnya dengan masyarakat. Jadi bupati dan wakil bupati adalah 'koncone dewe', bukan lagi orang yang harus dilayani masyarakat, tapi kami yang harus melayani panjenengan semua," tutur Dewi.
Seperti halnya disampaikan Mas Dhito disetiap kunjungannya juga disampaikan Dewi, bahwa Senin sampai Kamis, dirinya bersama Mas Dhito akan sering ngantor di luar kantor pemkab.
Seperti ke balai desa, di kecamatan, ke puskesmas, ke rumah sakit, mendatangi komunitas pengajian seperti ini atau ketemu dengan bapak-bapak di sawah, ketemu pedagang di pasar atau komunitas-komunitas yang lain untuk menggali informasi-informasi ataupun permasalahan yang ada di Kabupaten Kediri untuk dicarikan solusi.
"Nanti setiap hari Jumat, Pendopo Kabupaten Kediri akan kami buka 24 jam untuk menerima aspirasi dan masukan langsung dari masyarakat. Nama programnya adalah Ngopi; Ngobrol Persoalan dan Solusi," ucap Ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri itu.
Masih menurut Dewi, dirinya dan Mas Dhito juga akan mereformasi birokrasi. Jadi ketika bupati dan wakil bupati sudah berkomitmen menjadi pelayan masyarakat, maka semua birokrasi yang ada di Kabupaten Kediri, semua harus mau melayani masyarakat dengan baik dan ramah.
Dewi juga mengatakan bahwa untuk mengurus KTP dan sejenisnya, kelak akan hanya butuh waktu beberapa jam saja, itu pun bisa diurus di kantor desa masing-masing.
"Kalau saat ini mengurus KTP bisa berhari-hari, nanti hanya butuh waktu satu jam saja. Tapi bila ada kendala mundur 1 - 2 jam, namun bisa selesai waktu itu juga," pungkasnya. ( Bond )
Post a Comment