Destinasi
Menyembelih Golekan (boneka) Mewarnai Pekan Budaya dan bersih desa Kandangan Kabupaten Kediri
Kediri,Onairfm -Bersih desa telah menjadi sebuah tradisi wajib di setiap daerah terutama wilayah jawa. Desa Kandangan, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, masih melestarikan tradisi bersih desa sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.
Bersih desa biasa digelar dengan berbagai ritual selamatan dan upacara adat untuk mempersembahkan sesaji kepada leluhur desa. Persembahan sesaji diberikan sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang diberikan Sang Pencipta sekaligus untuk menjauhkan desa dari malapetaka.
Tradisi bersih desa di Kandangan rutin diadakan satu tahun sekali. Pemerintah Desa (Pemdes) Kandangan mengemas acara dengan berbagai pertunjukan kesenian tradisional,pembagian santunan 150 anak yatim dan pengajian.
Pertunjukan kesenian diadakan supaya warga tidak melupakan kesenian asli Jawa. “Ini supaya warga bisa nguri-nguri budaya Jawa, supaya warga tidak lupa pada kesenian asli Jawa yang sarat petuah dan makna untuk kehidupan manusia,serta diadaka santunan anak yatim serta pengajian diharapkan bisa berbagi dengan yang tidak mampu dan pengajian agar kita bisa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah untuk kita semua” kata Kades Kandangan Facthur Rosiq S A.g S.pd.Jumat(27/09/19)
Facthur,menuturkan rangkaian ritual bersih desa biasa diawali sejak pagi hingga malam hari di aula desa.Kegiatan pada siang hari meliputi ritual bersih desa, sedekah bumi, dan makan bersama sebagai simbol kerukunan warga. Setelah itu, warga juga bisa menyaksikan pertunjukan wayang kulit pada malam hari,sebelumnya diadakan santunan anak yatim sebanyak 150 anak dan pengajian.
Pemdes Kandangan berharap kegiatan bersih desa bisa terus dilestarikan. Bersih desa merupakan warisan budaya yang wajib dipertahankan. Melalui tradisi ini, toleransi dan kerukunan warga desa bisa terus dipupuk.
Menurut cerita atau legenda dari masayarakat Kandangan yang tidak dapat lepas yaitu tradisi tentang sembelih boneka.Tradisi sembelih boneka merupakan tradisi yang dipercaya oleh masyarakat Kandangan sebagai tradisi wajib tahunan, karena sudah menjadi doktrin bagi mereka jika hal ini tidak dilakukan maka berakibat fatal bagi kelangsungan hidup rakyat Kandangan.
Tradisi ini sejak zaman kerajaan majapahit dulu, pada saat itu justru masih sangat sakral dan kaku, yaitu sudah bukan boneka lagi yang disembelih dalam upacara adat ini tapi langsung bayi yang diambil dari rakyat jelata yang mempunyai anak banyak sedangkan kondisi ekonominya pas-pas an, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban orang tuanya daripada punya anak banyak tapi tidak bisa menghidupi dengan layak maka alangkah lebih baiknya disumbangkan untuk kepentingan dan keselamatan bersama dengan cara disumbangkan untuk disembelih pada acara adat tersebut,
jika tidak mendapatkan bayi dari rakyat jelata maka mencari siapa pun orang yang punya bayi pada saat musim upacara adat tersebut. Jadi zaman dahulu upacara adat ini selain berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah mara bahaya yang kemungkinan datang pada tahun tersebut juga berakibat memunculkan duka karena harus ada Sekilas satu keluarga yang kehilangan atau mengorbankan anggota keluarganya. itu sekilas gambaran tradisi zaman dahulu.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman maka pelaksanaan tradisi ini tetap dijalankan namun dirubah sedikit teknis pelaksanaannya dengan tetap tidak menghilangkan esensi dari dilaksanakannya tradisi tersebut, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pelaksanaan tradisi yang masih mejadikan korban salah satu anggota masyarakat. Jika hal ini diteruskan maka juga akan memunculkan polemik, jadi demi kemaslahatan dan keadilan bersama maka teknis dari pelaksanaan tradisi ini dirubah yaitu yang semula bayi asli yang disembelih sekarang wujud bayi itu di qiyaskan atau diserupakan dengan sebuah boneka bayi.
Namun yang tetap unik dari penyembelihan boneka tersebut adalah, ketika disembelih dengan dibacakan ritual-ritual tertentu oleh para sesepuh maka boneka tersebut juga akan mengeluarkan darah layaknya bayi yang di sembelih. Selain itu pelaksanaan tradisi ini juga telah disisipi dengan bacaan-bacaan tahlil guna mewujudkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkan selama ini.
Demikianlah gambaran dari Dinamika Hukum dan Kebudayaannya dalam tradisi penyembelihan boneka di Kecamatan Kandangan, dari gambaran diatas telah nyata terjadi dinamika hukum yang bisa dilihat dari semakin dihargainya HAM sebagai esensi tertinggi manusia hidup dimuka bumi ini selain itu juga terjadi perkembangan kebudayaan yang semakin beradab yang dapat dilihat dari mulai disispkannya nilai agama dalam proses pelaksanaan tradisinya.
Reporter : Dwi. S
Editor : Kallo
Bersih desa biasa digelar dengan berbagai ritual selamatan dan upacara adat untuk mempersembahkan sesaji kepada leluhur desa. Persembahan sesaji diberikan sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang diberikan Sang Pencipta sekaligus untuk menjauhkan desa dari malapetaka.
Tradisi bersih desa di Kandangan rutin diadakan satu tahun sekali. Pemerintah Desa (Pemdes) Kandangan mengemas acara dengan berbagai pertunjukan kesenian tradisional,pembagian santunan 150 anak yatim dan pengajian.
Pertunjukan kesenian diadakan supaya warga tidak melupakan kesenian asli Jawa. “Ini supaya warga bisa nguri-nguri budaya Jawa, supaya warga tidak lupa pada kesenian asli Jawa yang sarat petuah dan makna untuk kehidupan manusia,serta diadaka santunan anak yatim serta pengajian diharapkan bisa berbagi dengan yang tidak mampu dan pengajian agar kita bisa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah untuk kita semua” kata Kades Kandangan Facthur Rosiq S A.g S.pd.Jumat(27/09/19)
Facthur,menuturkan rangkaian ritual bersih desa biasa diawali sejak pagi hingga malam hari di aula desa.Kegiatan pada siang hari meliputi ritual bersih desa, sedekah bumi, dan makan bersama sebagai simbol kerukunan warga. Setelah itu, warga juga bisa menyaksikan pertunjukan wayang kulit pada malam hari,sebelumnya diadakan santunan anak yatim sebanyak 150 anak dan pengajian.
Pemdes Kandangan berharap kegiatan bersih desa bisa terus dilestarikan. Bersih desa merupakan warisan budaya yang wajib dipertahankan. Melalui tradisi ini, toleransi dan kerukunan warga desa bisa terus dipupuk.
Menurut cerita atau legenda dari masayarakat Kandangan yang tidak dapat lepas yaitu tradisi tentang sembelih boneka.Tradisi sembelih boneka merupakan tradisi yang dipercaya oleh masyarakat Kandangan sebagai tradisi wajib tahunan, karena sudah menjadi doktrin bagi mereka jika hal ini tidak dilakukan maka berakibat fatal bagi kelangsungan hidup rakyat Kandangan.
Tradisi ini sejak zaman kerajaan majapahit dulu, pada saat itu justru masih sangat sakral dan kaku, yaitu sudah bukan boneka lagi yang disembelih dalam upacara adat ini tapi langsung bayi yang diambil dari rakyat jelata yang mempunyai anak banyak sedangkan kondisi ekonominya pas-pas an, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban orang tuanya daripada punya anak banyak tapi tidak bisa menghidupi dengan layak maka alangkah lebih baiknya disumbangkan untuk kepentingan dan keselamatan bersama dengan cara disumbangkan untuk disembelih pada acara adat tersebut,
jika tidak mendapatkan bayi dari rakyat jelata maka mencari siapa pun orang yang punya bayi pada saat musim upacara adat tersebut. Jadi zaman dahulu upacara adat ini selain berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah mara bahaya yang kemungkinan datang pada tahun tersebut juga berakibat memunculkan duka karena harus ada Sekilas satu keluarga yang kehilangan atau mengorbankan anggota keluarganya. itu sekilas gambaran tradisi zaman dahulu.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman maka pelaksanaan tradisi ini tetap dijalankan namun dirubah sedikit teknis pelaksanaannya dengan tetap tidak menghilangkan esensi dari dilaksanakannya tradisi tersebut, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya pelaksanaan tradisi yang masih mejadikan korban salah satu anggota masyarakat. Jika hal ini diteruskan maka juga akan memunculkan polemik, jadi demi kemaslahatan dan keadilan bersama maka teknis dari pelaksanaan tradisi ini dirubah yaitu yang semula bayi asli yang disembelih sekarang wujud bayi itu di qiyaskan atau diserupakan dengan sebuah boneka bayi.
Namun yang tetap unik dari penyembelihan boneka tersebut adalah, ketika disembelih dengan dibacakan ritual-ritual tertentu oleh para sesepuh maka boneka tersebut juga akan mengeluarkan darah layaknya bayi yang di sembelih. Selain itu pelaksanaan tradisi ini juga telah disisipi dengan bacaan-bacaan tahlil guna mewujudkan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkan selama ini.
Demikianlah gambaran dari Dinamika Hukum dan Kebudayaannya dalam tradisi penyembelihan boneka di Kecamatan Kandangan, dari gambaran diatas telah nyata terjadi dinamika hukum yang bisa dilihat dari semakin dihargainya HAM sebagai esensi tertinggi manusia hidup dimuka bumi ini selain itu juga terjadi perkembangan kebudayaan yang semakin beradab yang dapat dilihat dari mulai disispkannya nilai agama dalam proses pelaksanaan tradisinya.
Reporter : Dwi. S
Editor : Kallo
Via
Destinasi
Post a Comment