Dari Lukisan ke Ruang Kerja Bupati: Kisah Persahabatan Nadhim dan Mas Dhito
RADIOONAIRFMPARE.COM || KEDIRI – Siang itu, Senin (11/8/2025), langkah Rifqi Nadhim Uqail terasa lebih berat dari biasanya. Pelajar kelas VIII MTs Negeri 9 Kediri ini baru saja pulang sekolah, masih mengenakan seragam biru putih, tapi bukan menuju rumah. Tujuannya langsung ke pusat pemerintahan Kabupaten Kediri..
Tangannya menggenggam ponsel bukti percakapan singkatnya dengan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Mungkin bagi sebagian orang, punya kontak bupati hanyalah mimpi. Bagi Nadhim, itu nyata, tapi hari itu adalah yang pertama kalinya ia bertatap muka.
Nadhim tidak datang sendirian. Ayahnya, kepala sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mochamad Muhsin, ikut mendampingi. Saat pintu ruang kerja terbuka, wajah Mas Dhito muncul dengan senyum lebar. “Ayo masuk,” sapanya hangat.
Di dalam ruangan itu, cerita mengalir. Nadhim mengaku sudah lama mengidolakan Mas Dhito. Dari media sosial, ia mengikuti langkah sang bupati muda membangun daerah dari program pendidikan gratis untuk keluarga miskin hingga pembangunan Stadion Gelora Daha Jayati.
Yang membuat pertemuan ini istimewa adalah sebuah lukisan. Beberapa minggu sebelumnya, Nadhim melukis wajah Mas Dhito dengan referensi foto dari internet. Karyanya itu dikirimkan ke bupati, dan kini terpajang di ruang kerja.
“Memang saya yang lebih dulu mengirim pesan terima kasih waktu terima lukisan itu,” kata Mas Dhito. “Terus dia bilang ingin ketemu.”
Bakat melukis Nadhim bukan datang begitu saja—darah seni itu mengalir dari ayahnya. Di hadapan Mas Dhito, ia bercerita tentang impiannya melanjutkan studi seni ke Institut Seni Indonesia (ISI). Tanpa ragu, sang bupati menyatakan siap mendukung pendidikan Nadhim, bahkan memberinya peralatan sekolah dan melukis sebagai bentuk apresiasi.
Sebelum pulang, Mas Dhito mengajak Nadhim, ayah, dan kepala sekolah berfoto bersama. Di sela-sela itu, ia memberi pesan singkat yang membuat Nadhim tersenyum lebar,
“Kamu bilang teman-temanmu, aku saiki koncone Mas Bupati.”
Bagi Nadhim, hari itu bukan sekadar pertemuan. Itu adalah momen di mana mimpi, hobi, dan keberanian untuk berkarya membawanya masuk ke ruang kerja seorang pemimpin dan pulang dengan seorang teman baru.
(ADV)
Post a Comment