Bantu 10 Ponpes Berkembang, Bupati Kediri Mas Dhito Target 15 Ribu Guru Madin Dapat Insentif di 2026
RADIOONAIRFMPARE.COM, KEDIRI - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran santri dan lembaga pendidikan keagamaan dalam membangun moral bangsa.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Stadion Canda Bhirawa Pare, Mas Dhito mengumumkan dua program utama: bantuan untuk 10 pondok pesantren berkembang dan peningkatan insentif bagi 15 ribu Guru Madrasah Diniyah (Madin).
Mas Dhito menegaskan, langkah ini merupakan bentuk penghargaan atas dedikasi para pengajar agama dan santri dalam menjaga moral bangsa.
"Santri hari ini telah membuktikan bahwa mereka menjaga amanat para ulama pendiri bangsa, termasuk yang dicetuskan Kiai Haji Hasyim Asy’ari dalam Resolusi Jihad," kata Mas Dhito usai menjadi inspektur upacara Hari Santri Nasional 2025 di Stadion Canda Bhirawa Pare, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, semangat jihad di masa kini bukan lagi angkat senjata, tetapi perjuangan membangun bangsa melalui pendidikan, ketulusan, dan kerja keras di berbagai bidang.
"Jihad hari ini bisa dimaknai dalam perjuangan para guru, para santri, para buruh, TNI, Polri, maupun para kiai dan nyai yang terus berjuang menjaga nilai-nilai kebangsaan," tegasnya.
Mas Dhito menyebut, program bantuan pondok berkembang menjadi prioritas pemerintah daerah.
Awalnya, sebanyak 20 pondok pesantren ditargetkan menerima dukungan tersebut pada 2025 ini dari 51 pondok. Namun, akibat keterbatasan anggaran pasca pengurangan transfer kas daerah, Pemkab Kediri menyesuaikan jumlah penerima menjadi 10 pondok terlebih dahulu.
"Kita putuskan tetap jalan, meski hanya dimulai dari 10 pondok. Harapannya, pondok-pondok ini benar-benar berkembang dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar," tegas Mas Dhito.
Selain itu, Pemkab Kediri juga tengah menyiapkan peningkatan insentif bagi guru Madin atau guru ngaji. Tahun sebelumnya, tercatat 11 ribu hingga 12 ribu guru Madin telah menerima bantuan.
Tahun depan, jumlah penerima akan ditingkatkan menjadi 15 ribu guru.
"Per guru akan menerima insentif Rp 300 ribu selama dua bulan, atau sekitar Rp 150 ribu per bulan. Kita akan atur anggarannya agar bisa disalurkan merata di 2026," jelasnya.
Mas Dhito mengaku program ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi para guru ngaji yang sebagian besar masih menerima penghasilan sangat minim. (Kominfo)
Post a Comment